VIVAnews  -- Aktivitas cahaya matahari, yang berpotensi  badai, dan disinyalir dapat mengakibatkan rusaknya perangkat listrik,  elektronik, jaringan ponsel serta perangkat penunjuk arah (GPS), pernah  menerjang bumi sebanyak dua kali.
Badai matahari yang tercatat di Wikipedia  terjadi pertama kali melanda bumi pada 1 September 1859. Namun, kala  itu tak terlalu berdampak karena kehidupan di masa itu belum ditopang  listrik.
Baru pada kejadian kedua terjadi di Quebec pada 13 maret  1989 dimana 6 juta orang hidup tanpa listrik selama 9 jam. Padahal  puncak ledakan solar storm jika mengenai bumi bisa mencapai lebih dari 2  hari.
"Solar storm ini akan mempengaruhi beberapa menara di  beberapa wilayah. Dan menara telekomunikasi merupakan sasaran empuk dari  aktivitas solar storm ini," ujar Dale Gary, ilmuwan yang juga petinggi  di Institut New Jersey bagian Fisika, seperti dikutip melalui ABC News.
Meski  diprediksi sejumlah ilmuwan bahwa siklus badai matahari atau yang  disebut solar strom merupakan siklus biasa yang terjadi setiap 11 tahun.  Namun, itu tidak menjamin. Bahkan siklus itu diperkirakan akan mencapai  puncaknya pada 2012-2013.
Berdasar prediksi tersebut, sejumlah  badan antariksa telah berupaya menyiapkan sejumlah strategi menghadapi  badai matahari. Strategi untuk mengantisipasi hilangnya daya listrik,  satelit, dan frekuensi radio yang menopang kehidupan masyarakat modern  masa kini.
Bahkan, ilmuwan Amerika baru-baru ini memperingatkan  bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai matahari dahsyat (Solar  Blast), daya rusakanya akan jauh lebih besar dari badai angin "Katrina",  dan hampir semua manusia di bumi tidak akan dapat melepaskan diri dari  dampak bencananya.








0 comments:
Post a Comment